"makanya dek dipahamin itu pasangannya"
-Kalimat yang terucap saat aku dibuat geram oleh dua anak kicik yang gak hafal-hafal aksara Jawa, padahal besok ujian.
Setelah tiga kali mengulang dengan nada agak sedikit nge-gas, tetap aja tatapan yang pura-pura berpikir layaknya berpikir masalah kehidupan itu ngebuat aku paham, mereka... tidak mengerti.
Di momen kemarahan dan kelelahan itu, tiba-tiba otakku disentil semesta:
"Eh, sadar nggak? barusan kamu ngomong sesuatu yang bisa jadi materi seminar pranikah"
Aku pun terdiam, dan tertawa kecil.
Ternyata, hidup itu absurd.
Kita diajarin cara memahami pasangan lewat hal paling tak terduga: dua bocil yang selalu salah baca ha-na-ca-ra-ka.
"pahamin pasangannya" ngebuat aku jadi sadar kalau, Cinta itu memang mirip aksara Jawa. Bentuknya aneh, nadanya beda, kalau salah pasang sandhangan bisa bikin arti berantakan.
Butuh ketenangan untuk memahami. Butuh kesabaran buat mengoreksi tanpa menyakiti. Kadang, kamu mesti diam sebentar, tarik napas panjang, lalu mencoba lagi seperti aku hari ini, yang harus mengulang materi dengan cara berbeda agar mereka bisa mengerti.
Jadi ya, mungkin pelajaran terbesar hari ini bukan tentang aksara.
Tentang mengerti sebelum dimengerti.Tentang sabar sebelum marah.Tentang mendengarkan sebelum menilai.Tentang... p e m a h a m a n.
Dan lucunya, hal-hal berbobot seperti ini aku dapetin dari dua bocil yang nggak paham-paham aksara Jawa.
Tapi, emang gitu kan cara semesta bekerja?
Kadang kita diajarin hal-hal besar lewat hal-hal paling kecil.
Komentar
Posting Komentar